Linker - Jawa memang terkenal dengan hal-hal yang berbau sedikit mistis. Mungkin hal ini dipengaruhi oleh budaya yang masoh sangat kental didalam kehidupan masyarakat Jawa. Masih ingatkah anda dengan sastra jawa yang menyebutkan kata NOTONAGORO? penggalan sastra jawa kuno menyoal mitos kepemimpinan. Nama-nama mereka
yang tampil sebagai pemimpin dimitoskan oleh sepenggal kalimat pendek; NOTONAGORO.
Bagi penduduk Indonesia dari etnis Jawa, “masa depan” kadang-kadang bisa dibaca dari apa yang telah dituliskan oleh para pujangga Jawa jaman dahulu kala. Konon, pada suatu waktu Raja Joyoboyo dari Kadhiri meramalkan bahwa Nusantara (baca : Indonesia) nanti akan dipimpin oleh para pemimpin yang kalau dituliskan suku kata paling belakang dari namanya, akan membentuk kata “Notonagoro”.
Dalam bahasa Jawa, “Notonagoro” berarti “menata negara”.
Nah, berturut-turut figur yang tampil pun kebetulan namanya persis sama. Soekarno (No), Soeharto (To). Tapi kemudian terjadi kecelakaan sejarah, dimana yang jadi presiden adalah BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri.
"Tiga presiden Indonesia terakhir merupakan babad goro-goro. Jadi, penggalan kalimat Nagoro itu batal," kata Ketua President Center, Didied Mahaswara, ketika berbicara soal mitos dan perpolitikan di tanah Jawa, Jumat (1/6) siang.
Jadi, lanjut Didied, karena tiga presiden terakhir dinilai menyalahi pakem, hitungannya kembali lagi dari awal. Dan kalimat awal dimulai lagi oleh Susilo Bambang Yudhoyono (No).
"Setelah itu, maka mitosnya kembali lagi ke awalan To,'' terangnya.
Didied menambahkan, bagi sebagian kalangan mitos tersebut bisa dianggap main-mainan belaka. Namun, dia coba meyakinkan, tak sedikit juga yang menghubungkan itu dengan situasi yang dihadapi saat ini.
Didied menambahkan, Capres yang memiliki akhiran penggalan To sendiri dalam Pemilu 2014 setidaknya ada dua orang, yaitu Djoko Suyanto dan Prabowo Subianto. Bagaimana menurut anda? Apakah anda percaya akan mitos ini?
Khusus mengenai tampilnya Djoko Suyanto, Didied berpendapat, Menko Polkhukam ini diprediksi bakal masuk melalui kendaraan Partai Demokrat. Alasannya, lanjut dia, karena Djoko Suyanto memang dikehendaki Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yaitu Susilo Bambang Yudhoyono.
"Diantara berbagai kandidat yang ada, SBY sebagai Ketua Dewan Pembina PD tentu memiliki suara dominan untuk mencalonkan kandidat Capres. Dan Djoko Suyanto merupakan kandidat yang paling senior di kabinet karena duduk dalam portofolio Menko,'' terangnya.
Seperti diketahui, sebelumnya Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman mengungkapkan, semua menteri-menteri SBY berpeluang dicalonkan sebagai kandidat Capres pada tahun 2014 oleh Partai Demokrat. Alasannya, para menteri itu merupakan jabatan politis sehingga memiliki peluang yang besar.